Halaman

Minggu, 07 April 2013

qawaid



كان واخواتها
كان merupakan salah satu fi’il yang termasuk amil nawasikh ( نواسخعامل ) yaitu amil yang merusak hukum hukum mubtada dan khabar, karena jika كان diimplikasikan dalam mubtada khabar maka mubtada tersebut berubah menjadi isimnya dan hukumnya dirofa’kan, sedangkan khabarnya mubtada berubah menjadi khabarnya كان dan dinashobkan ( الاسم وتنصب الخبرترفع ). Contoh قائمزيد ketika dimasuki كان maka menjadi
كان زيد قائما
Hukum tersebut juga berlaku untuk tasrifan (bentuk lain) seperti fi’I mudlari, fi’il madli, fi’il amar, masdar, isim fa’il dan sebagainya. Contoh  قائماتكون, كن قائما asalnyaانت قائم  (akan tetapi terdapat beberapa yang tidak boleh, hal itu dapat dilihat di buku-buku literature level berikutnya hehehe)
Selain كان ada yang amal (implementasi)nya sama dengan كان , yang dikenal dengan كان اخوات antara lain  , برح , زال , انفك , فتئ , ليس , صار , امسى , اصبح , بات , ظل , اضحىدام
Dilihat dari segi implementasinya, كان واخواتها dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Berimplementasi tanpa syarat, yaitu ليس , صار , امسى , اصبح , بات , ظل , اضحى
2.      Berimplementasi dengan syarat
a.       Harus didahului نفى (atau yang menyerupai nafi) yaitu برح , زال , انفك , فتئ
Disyaratkan didahului nafi karena keempat fi’il tersebut sudah bermakna nafi (ketiadaan), sehingga ketika dimasuki nafi maka bermakna الاستمرار (tetap/ketetapan)
b.      Harus didahului ما مصدرية ظرفية yaitu دام
Dinamakan ما مصدرية karena lafadz yang terletak setelah ما ditakwil dengan مصدر (دوام)
Dinamakan ظرفية karena menggantikan tempat ظرف (مذة)
 دامما = مدة دوام
Note: nun dalam fi’il mudlarinya كان boleh dibuang jika dimasuki amil jazm seperti  يكلم asalnya  يكنلم,  لم تك asalnya تكن  لم
Ada enam perihal tentang khabarnya كان
1.      Wajib diletakkan setelah fi’il dan isimnya ketika tanda i’rab isim dan khabarnya muqaddar (مقدر) contoh  صديقي عدويكان , atau ketika khabarnya diikuti الا contohوما كان صلاتهم عند البيت الا مكاء وتصدية
2.      Wajib diletakkan setelah fi’ilnya dan sebelum isimnya ketika isimnya memiliki dlomir yang roji’ (kembali) pada khabarnya contoh  ان يكون فى الدار صاحبهايعجبني
3.      Wajib diletakkan sebelum isim dan fi’ilnya jika khabarnya terdiri dari  الكلام صدر seperti استفهام contoh  كان زيداين
4.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar